Kota Martapura dikenal sebagai Kota Intan. Ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini adalah penghasil batu mulia intan/berlian serta batu aji. Batu-batu indah dan berharga tersebut ada yang ukurannya mencapai sebesar ukuran telur ayam. Batu intan dan permata di Pasar Cahaya Bumi Selamat ini masih ditambang dengan cara tradisonal.

Mula-mula warga menggali lubang pendulangan sedalam 1 hingga 3 meter. Dalam tidaknya sebuah lubang pendulangan ditentukan oleh jauh dekatnya batu dulangan (batu yang diduga mengandung intan) yang terpendam di dalam tanah. Setelah digali, batu dulangan kemudian dinaikkan ke atas, kemudian ditumpuk tidak jauh dari lubang pendulangan. Selanjutnya, batu dulangan diangkat lagi ke tepi sungai untuk dicuci. Batu dulangan dicuci dengan bantuan alat yang disebut dulangan atau linggangan yang terbuat dari pohon kayu besar yang dibentuk seperti kerucut, mirip topi para petani di pulau Jawa.

Sedikit demi sedikit batu dulangan tersebut dicuci dan disortir, setelah yakin di dalam batu dulangan tersebut tidak ada intan, batu dulangan tersebut dikeluarkan dari dalam dulangan. Begitulah seterusnya, sampai tumpukan batu dulangan habis dicuci dan seseorang pendulang intan berhasil menemukan sebutir intan. Bila seorang berhasil menemukan sebutir intan, maka yang bersangkutan harus mengumandangkan Salawat Nabi dan mengulum intan temuannya itu ke dalam mulutnya.

Begitu mendengar kumandang Salawat Nabi, biasanya para pendulang intan di sekitarnya akan berdatangan untuk melihat dari dekat intan yang baru saja ditemukan. Selama menjalani profesinya sebagai pendulang intan, mereka dilarang melakukan perbuatan tertentu yang dianggap tabu, misalnya mengibaskan pakaian, kencing di lubang pendulangan, kentut di lubang pendulangan, bersiul-siul, bernyanyi, dan tertawa terbahak-bahak.

Walaupun tambang intan di Kalimantan Selatan menyimpan banyak kandungan intan yang besar, akan tetapi tidak setiap saat bisa ditemukan. Yang bisa diperoleh setiap harinya hanyalah intan-intan kecil yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terkadang dalam beberapa hari, para pendulang tidak menemukan intan sama sekali, karena untuk menemukan intan yang diidam-idamkan sifatnya adalah untung-untungan. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk bekerja mencari rezeki.

Batu-batu yang ditemukan tersebut kemudian dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan. Setelah berbentuk perhiasan atau cenderamata, batu-batu ini dijual di sentra perdagangan. Sentra penjualan sekaligus etalase batu intan dan cenderamata khas Martapura yang terbesar adalah Pasar Batu dan Cenderamata Cahaya Bumi Selamat. Wisatawan yang berkunjung ke Martapura tidak pernah melewatkan untuk singgah di pasar yang sudah lekat sebagai ikon Martapura ini.

Pasar Cahaya Bumi Selamat ini cukup luas. Di dalamnya wisatawan akan menjumpai toko-toko yang memajang kilau keindahan batu permata. Batu-batu tersebut ada yang sudah dipadupadankan dalam bentuk perhiasan, tetapi ada juga yang berupa batu murni. Selain itu, ada pula aneka aksesoris yang diciptakan dengan bahan dasar batu. Selain perhiasan dan aksesoris, Pasar Cahaya Bumi Selamat ini juga menyediakan kerajinan tangan khas daerah hingga ramuan obat dari Kalimantan, seperti pasak bumi.

Beragamnya hasil kerajinan dari batu ini menjadikan harga cenderamata dan perhiasan di Pasar Cahaya Bumi Selamat sangat variatif. Di sini pengunjung dapat menjumpai permata dengan harga murah sampai permata dengan harga selangit.

Keistimewaan

Pasar Intan dan Cenderamata Cahaya Bumi Selamat boleh jadi adalah pasar intan yang paling unik di dunia. Meskipun bernama Pasar Intan, namun situasi dan kondisinya tidaklah semewah nama yang disandangnya. Suasana yang tercipta di pasar ini sangat egaliter. Di sini tidak ada toko-toko dengan etalase super mewah seperti lazimnya pasar intan lainnya. Merupakan hal yang wajar dan lumrah jika wisatawan akan menjumpai beberapa toko di pasar tersebut lebih sering tutup daripada buka. Hal ini dikarenakan pemilik toko tersebut lebih gemar menjual intannya secara asongan.

Hanya sekitar 7 km dari pusat kota Martapura, tepatnya di Kecamatan Cempaka, wisatawan dapat mengunjungi tempat pendulangan intan. Batu paling terkenal yang pernah ditemukan di lokasi ini adalah intan trisakti yang ditemukan sekitar belasan tahun yang lalu. Dengan ditemukannya intan ini, sang pendulang menjadi kaya mendadak. Bahkan nama Trisakti diabadikan menjadi sebuah nama pelabuhan di Banjarmasin.

Lokasi

Pasar Intan dan Cenderamata Cahaya Bumi Selamat ini terletak di pusat kota Martapura. Secara Administratif pasar ini terletak di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Akses

Pasar Intan dan Cenderamata Cahaya Bumi Selamatlebih kurang berjarak 45 km ke arah Timur dari ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Perjalanan ini bisa ditempuh dengan jalur darat baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Lama waktu tempuh dari Kota Banjarmasin mencapai 45 menit. Jika Anda datang dari Bandara Syamsudin Noor, maka waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai pasar ini relatif lebih singkat. Anda hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai pasar ini.,

Harga Tiket

Wisatawan tidak dikenakan tarif tiket masuk apapun untuk berkunjung ke Pasar Intan dan Cinderamata Cahaya Bumi Selamat

Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Hanya sekitar 7 km dari pusat kota Martapura, tepatnya di Kecamatan Cempaka, wisatawan dapat mengunjungi tempat pendulangan intan. Di Kecamatan Cempakaini, banyak orang yang mendadak kaya raya karena mendapat uang puluhan juta rupiah begitu berhasil menemukan sebutir intan berkadar di atas puluhan karat.

Source : Wisata Melayu

Selasa, 12 Oktober 2010 Posted in | | 0 Comments »

One Responses to "Pasar Batu dan Cinderamata Cahaya Bumi Selamat Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan"

Write a comment