Pulau Kembang adalah sebuah delta seluas 60 hektar yang terletak di tengah sungai Barito dan merupakan habitat kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Pada tahun 1976, pulau ini ditetapkan sebagai hutan wisata berdasarkan SK Menteri Partanian No. 788/Kptsum12?1976.

Menurut ceita, pulau Kembang berasal dari kapal Inggris yang dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750-an atas perintah Sultan Banjar. Puing-puing bekas kapal tersebut lambat laun ditumbuhi pepohonan dan berubah menjadi sebuah pulau yang kemudian didiami sekelompok kera. Orang-orang desa yang berada di sekitar pulau baru ini menganggap bahwa kera-kera tersebut merupakan penjelmaan orang halus yang memakai sarungan kera. Kelompok kera tersebut dipimpin oleh seekor kera yang sangat besar bernama si Anggur.

Munculnya keyakinan tersebut menjadikan pulau yang baru muncul ini dijadikan sebagai tempat bernazar. Masyarakat sekitar datang ke pulau ini dengan membawa sesajen seperti pisang, telor, nasi ketan, mayang-pinang, dan beberapa jenis kembang. Oleh karena sering digunakan untuk tempat berhajat dan menabur kembang, pulau baru tersebut lebih dikenal dengan sebutan Pulau Kembang.

Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi "penjaga" pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman). Keberadaan altar menunjukkan bahwa para pengunjung yang datang tidak sekedar berwisata melihat kera, tetapi juga datang untuk keperluan berdoa, khususnya orang-orang Cina.

Kera-kera di tempat ini yang berjumlah ratusan bahkan ribuan, sangat akrab (walaupun ada juga yang ganas) dengan para pengunjung. Biasanya ketika para wisatawan datang berkunjung, kera-kera tersebut banyak yang menunggu di dermaga, menunggu para wisatawan memberi mereka makanan seperti pisang, kacang, dan sebagainya. Namun karena tidak semua kera di tempat ini bersahabat dengan para pengunjung, maka ada baiknya para pengunjung memperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Siapkan makan-makanan ringan seperti kacang kulit, pisang dan sebagainya untuk diberikan kepada kera.

2. Taruhlah barang bawaan seperti tas di tempat yang aman dan tersembunyi. Barang bawaan atau tas terkadang direbut oleh sekelompok kera dan dibawanya kabur.

3. Berhati-hati juga menyimpan barang bawaan (tas atau sejenisnya) di dalam perahu klotok, karena kera-kera tersebut bisa naik ke klotok dan mengobrak abrik barang bawaan para pengunjung.

4. Di lokasi wisata ini banyak peminta-minta, sehingga cukup bijaksana jika para pengunjung menyiapkan uang receh.

5. Sebelum bersandar di pulau Kembang sebaiknya barang-barang kecil disembunyikan di dalam tas dan dipegang erat baik itu kacamata, topi, arloji, kamera, dan lain sebagainya, karena kalau tidak, bakal dicolong oleh monyet-monyet tersebut.


Keistimewaan


Pulau Kembang ditempati oleh ratusan bahkan ribuan monyet dan beberapa jenis burung. Bila tengah beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan salah satu spesies monyet yang menjadi maskot fauna Kalimantan Selatan, yaitu Bekantan (Nasalis Larvatus). Kera ini memiliki sifat pemalu, berambut cokelat kemerah-merahan, dan berhidung panjang. Di tempat ini, para pengunjung juga bisa menyaksikan kera-kera yang bisa berenang. Selain itu, para pengunjung dapat berinteraksi dengan memberi makanan berupa kacang dan merasakan sensasi luar biasa ketika dikerubutin kera-kera yang sangat banyak tersebut.

Selain menjadi tempat ribuan kera, di tempat ini ternyata juga ada sebuah kuil yang biasanya digunakan oleh pra pengunjung untuk meletakkan sesaji atau melaksanakan nadzarnya. Pulau ini sering dihubungkan dengan kejadian-kejadian mistis. Banyak para pengunjung yang mengaku mengalami hal-hal mistis seperti melihat jembatan yang menghubungkan Pulau Kembang dengan daratan, melihat sosok pangeran berjubah putih mengendarai kuda melintas di atas jembatan itu, dan lain sebagainya.


Lokasi

Pulau Kembang terletak di tengah Sungai Barito, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Indonesia.


Akses


Pulau seluas 60 hektar ini berjarak sekitar 1,5 km dari Kota Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan menggunakan perahu klotok sewaan dengan harga sekitar Rp 200.000 per-jam atau bisa lebih murah jika pengunjung pandai menawar. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi sekitar 10 menit dari Kota Banjarmasin.


Tiket Masuk

Tiket masuk ke lokasi Pulau Kembang sebesar Rp 2.500 per orang.


Akomodasi dan fasilitas lainnya


Di tempat ini banyak penjual asongan yang menjual makanan dan minuman ringan.

Untuk akomodasi, lokasi wisata ini cukup dekat dengan Kota Banjarmasin. Anda dapat menemukan berbagai macam kelas hotel di sana, baik kelas melati hingga kelas hotel berbintang.


Source : Wisata Melayu

Kamis, 06 Agustus 2009 Posted in | | 0 Comments »

One Responses to "Pulau Kembang, Kab. Barito Utara, Kalimantan Selatan"

Write a comment